Peserta Disabilitas UTBK Butuh Pendamping? Hubungi Gempita UM

Kompas.com - 30/04/2021, 15:00 WIB
UKM Gempita UM memberikan layanan pendampingan tes UTBK bagi peserta disabilitas. DOK. Instagram Gempita UMUKM Gempita UM memberikan layanan pendampingan tes UTBK bagi peserta disabilitas.

Semua pendamping yang ada, merupakan volunteer yang telah dibekali banyak pengetahuan mengenai disabilitas.

"Untuk menjadi pendamping di Gempita ini mereka mendaftarkan diri menjadi volunteer kak. Jadi, setiap semester ganjil Gempita membuka oprec volunteer untuk mencari dan menjaring volunteer," Jelasnya, saat dihubungi.

Valen mengatakan, saat ini pendaftaran volunteer baru sebatas intern UM dan belum sampai luar kampus.

Selain mendampingi calon mahasiswa disabilitas, UKM ini juga mengadakan kajian mengenai keinklusian, bahasa isyarat maupun pelatihan braille yang diperuntukkan untuk umum.

Hingga kini, tercatat ada 98 volunteer yang bergabung. "Bagi mahasiswa, setelah kita mendapatkan datanya, kita tanyakan terlebih dahulu apakah dia butuh pendampingan apa enggak. Karena ada beberapa disabilitas yang tidak membutuhkan pendampingan karena mereka dapat mengakses perkuliahan sendiri," bebernya.

Baca juga: Intip, 5 Materi yang Sering Keluar di UTBK Saintek-Soshum

Saat ini, mahasiswa yang membutuhkan pendampingan berjumlah 19 orang. Meski perkuliahan tengah dilakukan di situasi pandemi, pendampingan pada mahasiswa masih terus dilakukan.

"Saat ini, Untuk disabilitas netra mereka cenderung tingkat urgensinya tidak tinggi dibandingkan teman tuli selama perkuliahan online ini, " Ujarnya.

Alasannya, mahasiswa disabilitas netra bisa menggunakan zoom atau google meet sendiri. Kebanyakan disabilitas netra juga berasal dari Pendidikan Luar Biasa (PLB) dan sipejar PLB yang sudah aksesible untuk disabilitas netra.

Beberapa disabilitas netra pun pandai dalam IT, sehingga mereka bisa convert file, membuat PPT sederhana, dan beberapa tugas lainnya.

"Lebih tepatnya kebutuhan setiap disabilitasnya berbeda. Kuliah secara online ini kan lebih banyak menggunakan video conferense tatap muka. Nah, itu memiliki kelemahan atau tantangannya tersendiri, seperti sinyal, kualitas video, terus biasanya suka ngelag," Kata dia.

Sedangkan teman tuli, hambatannya cukup beragam. Misalnya, mereka bisa baca mimik bibir tapi kalau saat zoom mengalami lagi, mereka cukup kesusahan.

"Terus biasanya kalau kuliah online gini, penjelasannya itu cepat. Sedangkan, beberapa teman tuli butuh waktu untuk memahami ujaran dosen. Di kelas juga belum tersedia Juru Bahasa Isyarat (JBI) jadi teman tuli butuh pendamping untuk membantu mereka memahami perkataan dosen," Kata dia.

Baca juga: BUMN PNM Buka Lowongan Kerja Lulusan D3-S1 bagi Penyandang Disabilitas

Page:
Close Ads X