Bagaimana Bangkit dari Tekanan Belajar Selama Online?

Kompas.com - 30/03/2022, 09:15 WIB
Ilustrasi stres bekerja PEXELS/ENERGEPIC.COMIlustrasi stres bekerja

Menurut Connor dan Davidson (2003), resiliensi adalah kualitas seseorang untuk berkembang walaupun menghadapi tekanan.

Seseorang yang resilien adalah seseorang yang mampu mempertahankan, bahkan memulihkan fungsi psikologis secara stabil terlepas dari permasalahan yang dihadapi.

Resiliensi dibentuk oleh berbagai faktor yang bersifat protektif atau melindungi kondisi mental seseorang, seperti lingkungan sosial yang suportif, pemahaman akan strategi penyelesaian masalah, maupun kemampuan dalam mengendalikan emosi.

Seseorang yang resilien adalah mereka yang memiliki serta mengembangkan berbagai kualitas diri.

Membentuk resiliensi

Connor dan Davidson (2003) menyatakan bahwa aspek yang membentuk konsep resiliensi terdiri dari kompetensi pribadi, toleransi terhadap efek buruk, penerimaan terhadap perubahan, persepsi terhadap kontrol, serta kepercayaan spiritual.

1. Kompetensi pribadi, atau meyakini bahwa dirinya mampu.

Untuk mampu melenting, maka individu perlu percaya dan mengetahui bahwa dirinya memiliki berbagai kemampuan yang dibutuhkan.

Dengan demikian, individu tersebut tidak mudah menyerah saat situasi terlihat buntu, dan akan bekerja keras menggunakan kemampuannya untuk mendapatkan jalan terbaik.

Sebagai contoh, mahasiswa yang kesulitan dalam memahami materi dari dosen karena pembelajaran daring (online), meyakini bahwa dirinya mampu untuk mencari alternatif untuk dapat belajar.

Mahasiswa tersebut tidak menyerah, dan mampu mengatasinya dengan mencatat dengan lebih rinci atau berdiskusi dengan rekan lain terkait materi yang kurang dipahami.

Page:
Close Ads X