KOMPAS.com - Peserta Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT), Naufal Athallah kesulitan saat mengerjakan Ujian Tulis Berbasis Komputer ( UTBK) tanpa alat bantu dengar (ABD) karena ia tunarungu.
Naufal mengaku tidak menemukan pilihan ruang ujian khusus bagi penyandang tunarungu. Opsi yang disediakan pelaksana SNBT hanya bagi peserta tunanetra dan tunadaksa.
"Iya betul, opsi tunarungunya tidak ada," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Selasa (18/6/2024).
Naufal akhirnya mengikuti UTBK di ruangan biasa bersama peserta lain yang tidak mengalami kondisi khusus.
Lulusan SMK Tangerang Selatan itu mengerjakan tes di Universitas Indonesia pada 14 Mei 2024.
Saat itu, dia diminta melepas alat bantu dengar oleh panitia untuk mencegah praktik perjokian.
Akibatnya, Naufal jadi tidak mendengar instruksi pengawas, bingung, dan tidak fokus saat mengerjakan UTBK karena telinganya berdenging. Dia pun akhirnya gagal mendapat nilai bagus untuk lolos SNBT.
Baca juga: Kisah Naufal, Peserta SNBT Tunarungu yang Diminta Lepas Alat Bantu Dengar dan Berakhir Gagal
Kepala Balai Pengelolaan Pengujian Pendidikan (BP3) Kemendikbudristek, Rahmawati membenarkan pihaknya tidak menyediakan ruang UTBK khusus penderita tunarungu.
"Karena pada dasarnya, semua (instruksi, cara pengerjaan, dan soal tes) sudah tertera di layar PC (personal computer) ujian," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Rabu (19/6/2024).
Wati menuturkan, hanya ada sedikit sekali instruksi atau penjelasan yang disampaikan pihak pengawas UTBK dalam kelas secara lisan. Pengawas bahkan dinilai tidak perlu menyampaikan penjelasan lagi kepada peserta.