Mereka berbagi peran agar modusnya bisa berjalan lancar.
Kapolrestabes Makassar, Kombes Pol Arya Perdana mengatakan, sindikat ini bekerja sama dengan tim Teknologi Informasi (IT) dan admin pelaksana ujian untuk memasang aplikasi remote access pada komputer peserta. Aplikasi ini memungkinkan soal-soal ujian diakses dan dikerjakan dari lokasi lain.
"Ketika calon mahasiswa ini menggunakan aplikasi itu maka soal-soal yang muncul di komputer tersebut muncul juga di tempat lain yang dikerjakan oleh orang lain sehingga calon mahasiswa ini cukup masuk ke aplikasi saja," jelasnya.
Baca juga: Kecurangan Peserta UTBK di Undip: Selundupkan Ponsel di Balik Kerudung
AL, otak utama sindikat, merekrut CAI sebagai joki dan mengatur alur pengiriman soal serta jawaban. CAI, seorang mahasiswi berprestasi, menjadi joki yang mengerjakan soal ujian dari lokasi lain.
MYI, anggota tim IT Unhas, bertugas memasang aplikasi remote ke komputer peserta. I menjadi penghubung antara AL dan MS agar sistem berjalan sesuai rencana.
MS mengoperasikan remote access, menerima soal dari komputer peserta, dan menyampaikan jawaban yang diterima dari CAI. ZR memberikan aplikasi remote access yang digunakan oleh MYI dan MS.
"Ini sindikat terorganisir satu sama lain, dan membuat gerakan yang terorganisir maka kita katakan ini sebuah sindikat karena ini sangat teratur sekali cara mainnya," ungkap Arya.
Eduart mengatakan, pihaknya menemukan para peserta menggunakan kamera tersembunyi yang dipasang di beberapa tempat, seperti di behel gigi, kuku jari, ikat pinggang, dan kancing baju.
"Ini tentu kita juga ikut meningkatkan (pengawasan) ternyata ketika kita menggunakan metal detector, ada juga pihak-pihak yang menggunakan teknologi yang tak bisa terdeteksi metal detector," kata Eduart dalam Youtube SNPMB 2025, Jumat (25/4/2025).