“Nilai perputarannya kita belum ketahuan, tetapi memang sudah ada yang melaporkan untuk transaksi ya, terkait misalnya untuk prodi-prodi favorit itu bisa mencapai ratusan juta,” jelasnya.
Baca juga: SNBT 2025, Panitia Temukan Ratusan Kasus Kecurangan
Eduart juga menyoroti bahwa beberapa kampus favorit terindikasi menjadi tujuan dari pelaku kecurangan, dengan fakultas favorit seperti kedokteran menjadi tujuan utama.
“Yang nilainya ratusan juta, mayoritas ada di kedokteran. Mayoritas memilih prodi kedokteran,” kata Eduart.
Hal ini menjadi peringatan keras, bahwa seleksi masuk perguruan tinggi kini tidak hanya menjadi medan perjuangan akademik, tetapi juga ladang praktik culas yang mengabaikan nilai kejujuran dan keadilan.
Ketika ditanya soal motif para pelaku, Eduart enggan berspekulasi. Ia hanya mengatakan bahwa kecurangan terjadi karena adanya permintaan dari peserta. Namun, ia juga tak memungkiri adanya permintaan dari calon peserta atau orang tua yang secara tidak langsung mendorong munculnya layanan ilegal semacam ini.
“Sekali lagi karena ada permintaan makanya layanan ini disediakan. Saya tentu sangat menyayangkan kalau ada anak kita atau orang tua diproses dengan nilai fantastis gitu sangat disayangkan. Padahal kita berikan kepercayaan lah kepada anaknya yang mampu akan lebih fair,” tegasnya.
Ia menambahkan bahwa SNPMB dan Kementerian tidak akan menolerir praktik ini. Integritas seleksi harus dijaga demi memberi kesempatan yang adil kepada seluruh peserta.
“Anak-anak sudah belajar keras, tapi dikalahkan oleh sistem dan uang. Itu sangat disayangkan,” ucapnya lirih.
Baca juga: Beasiswa S2 STEM ke Malaysia, Bisa Kuliah Gratis dan Ada Uang Saku Rp 13 Juta
Dalam menghadapi fenomena ini, SNPMB telah menyiapkan sistem mitigasi berlapis. Tidak hanya saat pelaksanaan UTBK, tetapi juga setelah peserta dinyatakan lulus. Evaluasi akan tetap dilakukan untuk menguji integritas setiap proses.
“Bisa saja mitigasi kami belum 100 persen sempurna sehingga itu kita katakan tadi, kita melakukan monitoring evaluasi itu berlapis. Peserta sudah lulus tes pun akan tetap kita lakukan evaluasi terkait dengan integritas pelaksanaan UTBK,” kata Eduart.
Eduart menegaskan bahwa pihaknya akan terus bekerja sama dengan aparat hukum untuk mengungkap “otak” di balik jaringan kecurangan ini. Jika nanti ditemukan oleh penyidik, nama-nama tersebut akan diumumkan ke publik dan ditindak secara hukum.
“Arahan dari Pak Menteri jelas, praktik ini tidak boleh ditolerir. Harus diusut tuntas,” pungkasnya.