Ina melanjutkan bahwa terdapat dua hal yang perlu dipertimbangkan sebelum memutuskan gap year.
"Jangan hanya berorientasi pada 'lolos tahun depan', tapi pertimbangkan juga apakah jurusan dan kampus yang dipilih tahun ini benar-benar sesuai profil masing-masing?" terang Ina saat dihubungi Kompas.com, Rabu (4/6/2026).
Pertanyaan yang perlu menjadi bahan pertimbangan kedua yaitu mengenai alternatif kampus swasta atau program pendidikan lain yang mungkin sama berkualitasnya dengan perguruan tinggi negeri.
"Kedua, apakah ada alternatif lain seperti kampus swasta berkualitas, vokasi, atau program luar negeri yang mungkin lebih cocok?" lanjut Ina.
Ia menambahkan, kuliah di luar negeri tidak selalu lebih mahal di zaman sekarang.
Selain itu, Ina juga mengimbau agar orang tua lebih terbuka dengan berbagai pilihan dan tidak terlalu mempermasalahkan nama universitas.
"Coba lebih open minded, jangan sekadar mengejar gengsi dan nama universitas," kata dia.
"Untuk para orang tua, perlu diingat, apa yang membawa kesuksesan (di) zaman orang tua dulu, belum tentu masih relevan pada era saat ini dan ke depan," sambungnya.
Baca juga: Tidak Lolos UTBK SNBT 2025? Berikut Jadwal Pendaftaran Jalur Mandiri UGM, UI, dan ITB
Selanjutnya, menurut Ina, gap year dapat menjadi pilihan yang tepat apabila diisi dengan kegiatan yang produktif dan tidak asal-asalan.
"Ya betul, gap year yang produktif bisa jadi titik balik, tapi gap year yang asal-asalan justru bisa memperlebar jarak dengan impian. Ini kesempatan untuk memetakan diri," terang Ina.