Sekolah perlu difokuskan untuk membangun habituasi penanaman nilai-nilai karakter," tegasnya.
Begitu pula di lingkungan keluarga dan masyarakat, Trina menekankan orang tua, para pemimpin, dan tokoh masyarakat perlu memberikan contoh perilaku dengan karakter yang baik.
"Jadi, sekali lagi, rendahnya moral anak-anak tidak bisa semata-mata ditujukan kepada lembaga pendidikan saja. Masyarakat, khususnya para pemimpin dan tokoh, turut memberikan kontribusi nyata terhadap kondisi ini. Ingat bahwa pendidikan—khususnya pendidikan karakter—merupakan tanggung jawab bersama antara sekolah, orang tua, dan masyarakat," tutur Trina.
Trina juga menganjurkan agar sistem seleksi masuk perguruan tinggi yang digunakan dikaji dan ditinjau terus-menerus agar tidak menimbulkan tekanan ekstrem yang mendorong anak didik untuk curang.
Ia juga menyarankan agar sistem seleksi menggabungkan penilaian akademik dengan rekam jejak karakter dan keterlibatan sosial calon mahasiswa.
"Dengan cara seperti ini, yang lolos menjadi calon mahasiswa tidak hanya pintar otaknya, tetapi memiliki akhlak mulia. Inilah calon pemimpin masa depan, dan saya optimis generasi emas tahun 2045 akan tercapai," ucap Trina.