6 Fakta Sindikat Curang UTBK Unhas Makassar, Sudah 4 Tahun Beroperasi

Kompas.com - 08/05/2025, 09:10 WIB
Kapolrestabes Makassar Kombes Pol Arya Perdana saat menggelar konferensi pers penetapan tersangka sindikat kasus kecurangan pelaksanaan UTBK 2025 Unhas Makassar di Mapolrestabes Makassar, Rabu (7/5/2025). Kompas.com/Reza RifaldiKapolrestabes Makassar Kombes Pol Arya Perdana saat menggelar konferensi pers penetapan tersangka sindikat kasus kecurangan pelaksanaan UTBK 2025 Unhas Makassar di Mapolrestabes Makassar, Rabu (7/5/2025).
Penulis Reza Rifaldi
|

Saat ditampilkan di depan awak media menggunakan baju orange bertuliskan tahanan Polrestabes Makassar, CAI hanya bisa menangis meratapi nasibnya dan mengubur mimpinya menjadi dokter.

Prof Amir pun mengungkapkan bahwa internal Unhas tegas tidak mentolerir sikap curang yang terjadi pada pelaksanaan UTBK. Hal itu, dinilai telah merusak citra universitas.

"Dengan kejadian ini, kami pastikan dari Unhas Makassar, semua yang terlibat akan diberi sanksi dan kasus pidananya kami serahkan kepada Polrestabes," beber Amir.

Baca juga: Biaya Kuliah di Binus Tahun Ajaran 2022/2023

4. Tujuh komputer diretas, polisi buru 5 admin server

Hasil penelusuran tim pengawas UTBK Unhas dan polisi, selain MYI rupanya ada lagi beberapa dari tim Teknologi Informasi (IT) maupun admin server UTBK Unhas yang terlibat kecurangan.

"Sesuai informasi, ada satu orang admin IT kami yang sudah ditetapkan tersangka, yang lima orang masih dikembangkan," jelas Prof Amir.

Sementara, Kapolrestabes Makassar Kombes Pol Arya Perdana mengungkapkan bahwa, diduga ada 7 komputer pengawas UTBK yang telah diretas oleh sindikat tersebut.

"Ada 7 komputer yang dia masukkan aplikasi. Saat ini satu kami masih pengembangan, kan khawatirkan ada calon-calon mahasiswa lain menggunakan aplikasi ini atau mungkin sudah lulus menggunakan aplikasi ini," ujarnya.

Baca juga: Alasan di Balik Demo Mahasiswa UKSW dan Penjelasan Rektorat

5. Modus sindikat UTBK Unhas rapi dan terstruktur

Arya mengatakan, sindikat ini melakukan aksinya dengan sangat rapi.

Aplikasi kontrol jarak jauh itu dapat meretas komputer yang digunakan para peserta ujian.

"Ketika calon mahasiswa ini menggunakan aplikasi itu maka soal-soal yang muncul di komputer tersebut muncul juga di tempat lain dan dapat dikerjakan oleh orang lain sehingga calon mahasiswa ini cukup masuk ke aplikasi itu saja," kata dia.

Baca juga: Kesaksian Korban Kecelakaan Purworejo: Saya Enggak Sempat Lari...

Page:
Close Ads X